16.15 -
Motion Study,studi gerak
No comments
Motion Study,studi gerak
No comments
Studi Gerak (Motion Study)
MOTION STUDY ( STUDI
GERAKAN )
1. Motion Study ( Studi
Gerakan )
Definisi, Maksud dan Tujuan
Studi gerakan merupakan
salah satu metode pemetaan sistem
kerja dengan menganalisis gerakan anggota badan saat bekerja yang diuraikan dalam elemen-elemen gerakan.
Analisis diarahkan khususnya untuk dapat menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak efektif, yang pada akhirnya dapat menghemat waktu kerja maupun pemakaian peralatan dan fasilitas kerja.
Manfaat Motion Study
1. Memperbaiki kemampuan pekerja karena menerapkan metode yang baik, penggunaan alat yang baik dan menghentikan kegiatan yang
tidak perlu.
2. Kehidupan mesin dapat ditingkatkan.
3. Mengurangi kelelahan pekerja.
4. Mengurangi biaya tenaga kerja karena pemborosan kurang dalam pabrik.
2. Gerakan-Gerakan
Fundamental untuk Pelaksanaan Kerja Manual (Therbligs)
Bila kita mengamati suatu pekerjaan yang sedang berlangsung hal yang sudah pasti terlihat adalah gerakan-gerakan yang membentuk kerja tersebut.Untuk mempermudah penganalisaan terhadap gerakan– gerakan yang akan dipelajari perlu
dikenal terlebih dahulu gerakan–
gerakan dasar yang membentuk
kerja tersebut. Guna melaksanakan maksud ini, maka Frank dan Lilian Gilberth telah berhasil menciptakan symbol/kode dari gerakan–gerakan dasar kerja yang dikenal dengan nama THERBLIG (dieja dari nama Frank dan Lilian Gilberth secara terbalik). Disini mereka menguraikan gerakan-gerakan kerja kedalam 17 gerakan dasar Therbligs.
Sebagian besar dari elemen–lemen
dasar therblig merupakan gerakan
tangan yang biasa terjadi apabila
suatu pekerjaan terjadi, terlebih–
lebih bila bersifat manual. Suatu
pekerjaan dapat diuraikan menjadi
beberapa elemen gerakan untuk
mana studi dilakukan guna
mendapatkan rangkaian gerakan
yang lebih efisien. Suatu pekerjaan
yang akan mempunyai uraian yang
berbeda – beda bila dibandingkan
dengan pekerjaan yang lain
tergantung pada jenis pekerjaan
tersebut.
Istilah ini Therblig merupakan anagram dari "Gilbreth" dan diciptakan oleh Frank dan
Lillian Gilbreth untuk sistem mereka belajar, waktu dan menganalisis gerakan pekerja. Therbligs biasanya bertujuan untuk tugas-tugas manual dan sering digunakan dalam bidang studi waktu dan gerak .
Meskipun motion study dan
Therbligs biasanya berhubungan
dengan tempat kerja mereka sama-
sama dapat digunakan untuk
mengoptimalkan proses lain,
misalnya di rumah. Teorinya adalah
bahwa dengan menganalisis dan
mengoptimalkan langkah-langkah
yang terlibat dalam waktu tugas
dapat diselamatkan. Dalam sebuah
pabrik, waktu disimpan berarti
produktivitas yang lebih tinggi.. Di
rumah menghemat waktu pada tugas- tugas berarti lebih banyak waktu luang. Meskipun Frank dan Lilian Gilberth telah menyatakan bahwa gerakan-gerakan kerja manusia dilaksanakan dengan mengikuti 17 elemen dasar Therblig dan/atau kombinasi dari elemen-elemen Therblig tersebut, akan tetapi didalam membuat peta operator akan lebih efektif kalau hanya 8 elemen gerakan Therblig berikut ini yang digunakan yaitu:
· Rech
(RE)
· Grasp (G)
· Move (M)
· Position (P)
· Use (U)
· Release
(RL)
· Delay (D)
· Hold (H)
Gagasan mengefektifkan
penerapan Therblig muncul dari
seorang konsultan “Methods
Engineering” ternama dari Jepang, yaitu Mr. Shigeo Shingo. Ia
mengklasifikasikan Therblig yang
telah dibuat oleh Gilbreth menjadi 4
kelompok yakni sebagai berikut
Kelompok gerakan utama
Elemen-elemen gerakan yang
bersifat memberi nilai tambah
termasuk di dalamnya, yaitu
assemble, disassemble dan use.
Kelompok gerakan penunjang
Elemen-elemen gerakan yang kurang memberikan nilai tambah, namun diperlukan. Terdiri dari elemen gerakan reach , grasp, move dan released load.
Kelompok gerakan pembantu
Elemen-elemen gerakan yang tidak
memberikan nilai tambah dan
memungkinkan untuk dihilangkan.
Kelompok gerakan dalam
Elemen-elemen gerakan yang
termasuk di dalamnya, yaitu search, select, position , hold , inspection dan pre-position .
Kelompok gerakan luar
Elemen-elemen gerakan yang sama
sekali tidak memberikan nilai
tambah, sehingga sedapat mungkin
dihilangkan. Terdiri dari elemen
gerakan rest to overcome fatigue ,
plan, unavoidable delay dan
avoidable delay.
Standar Waktu Yang Telah Ditentukan (Predetermined Time Study)
Suatu pembagian pekerjaan manual waktunya telah ditetapkan dan dapat diterima secara luas. Caranya dengan menjumlahkan faktor waktu bagi setiap elemen dasar dari pekerjaan.
Cara ini membutuhkan biaya yang
besar. Metode yang paling umum adalah metode pengukuran waktu (MTM = Methods Time Measurement ). Standar waktu yang telah ditetapkan merupakan perkembangan dari gerakan dasar yang disebut sebagai Therblig yang ditemukan oleh Frank Gilbreth, yang mencakup aktifitas seperti memilih, mengambil, mengarahkan, merakit, menjangkau, memegang,
beristirahat, meneliti.
Standar waktu yang telah ditetapkan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan studi waktu yaitu:
(1) Standar waktu dapat dibuat di
laboratorium sehingga prosedur ini
tidak mengganggu aktifitas
sesungguhnya,
(2) Karena standar dapat ditentukan sebelum pekerjaan benar-benar dilakukanmaka dapat digunakan untuk membuat rencana,
(3) Tidak ada pemeringkatan kinerja yang dibutuhkan,
(4) Serikat pekerja cenderung
menerima metode ini sebagai cara yang wajar untuk menetapkan standar,
(5) Standar waktu yang telah
ditentukan biasanya efektif pada
perusahaan yang melakukan sejumlah besar penelitian pada tugas yang sama.
3. Prinsip Ekonomi Gerakan
(The Principles of Motion
Economy)
Definisi, Maksud dan
Tujuan
Proses telaah/ analisis metode kerja pada prinsipnya akan menitik- beratkan pada studi tentang gerakan-gerakan kerja
yang dilakukan oleh pekerja untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Dari hasil studi ini diharapkan akan
dihasilakan gerakan-gerakan standard untuk menyelesaikan pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan kerja yang efektif dan
efisien. Untuk mencapai maksud ini maka terlebih dahulu haruslah diperoleh kondisi pekerjaan yang
memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan secara ekonomis.
Hal ini selanjutnya disebut
sebagai “Studi Ekonomi
Gerakan”.
Pengklasifikasian
Ekonomi Gerakan (Motion
Economy)
Untuk mendapatkan kondisi kerja
yang baik yaitu yang memungkinkannya dilakukan gerakan yang ekonomis maka perlu
diperhatikan faktor yang
mempengaruhi yaitu :
a. Prinsip ekonomi
Gerakan dihubungkan dengan
penggunaan badan.
b. Prinsip ekonomi
Gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung.
c. Prinsip ekonomi
Gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan.
Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga faktor tersebut di atas yang berhubungan dengan
prinsip ekonomi gerakan :
a. Prinsip ekonomi
Gerakan dihubungkan
dengan penggunaan badan.
· Manusia memiliki kondisi fisik dan struktur tubuh yang memberi keterbatasan dalam melaksanakan
gerakan kerja.
· Bila mungkin kedua tanganharus memulai danmenyelesaikan gerakannyadalam waktu yang bersamaan.
Contoh :
Dalam proses merakit baut.
· Kedua tangan jangan menganggur pada waktu yang
bersamaan kecuali sewaktu istirahat.
· Gerakan tangan harus simetris dan berlawanan arah.
· Untuk menyelesaikan pekerjaan,
maka hanya bagian-bagian tubuh yang memegang diperlukan sajalah yang bekerja agar tidak terjadi
penghamburan tenaga dan kelelahan yang tidak perlu.
· Hindari gerakan patah-patah
karena akan cepat menimbulkan
kelelahan.
· Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada bidang yang
menyenangkan tanpa perlu sering
mengubah fokus.
b. Prinsip ekonomi
Gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung.
· Tempat-tempat tertentu yang
tak sering dipindah-pindah harus
disediakan untuk semua alat dan
bahan sehingga dapat menimbulkan
kabiasaan tetap.
· Letakkan bahan dan peralatan
pada jarak yang dapat dengan
mudah dan nyaman dicapai pekerja
sehingga mengurangi usaha mencari-cari.
Contoh : Pada Work-place lay-out
· Tata letak bahan dan peralatan
kerja diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan urutan-
urutangerakan yang terbaik.
· Tinggi tempat kerja harus sesuai
dengan ukuran tubuh manusia.
· Kondisi ruangan pekerja seperti
penerangan, temperatur,kebersihan, ventilasi udara, dan
lain-lain, harus diperhatikan sehingga dapat diperboleh area kerja yang lebih baik.
c. Prinsip ekonomi
Gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan.
· Kurangi sebanyak mungkin
pekerjaan tubuh (manual) apabila hal tersebut dapat dilaksanakan
dengan peralatan kerja.
· Usaha menggunakan peralatan
kerja yang dapat melaksanakan
berbagai macam pekerjaan sekaligus, baik yang sejenis maupun yang berlainan.
Contoh : Multiple-Spindle Air
Operated yang mampu mengencangkan 5 bua mur sekaligus dalam satu langkah.
· Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja pada posisi tepat
dan cepat untuk memudahkan pemakaian atau pengambilan pada saat diperlukan tanpa harus bersusah payah mencari-cari.
· Desain perlatan juga dibuat sedemikian rupa agar memberi
kenyamanan genggaman tangan saat digunakan.
· Jika tiap jari melakukan gerakan
tertentu, maka beban untuk masing-masing jari tersebut harus
dibagi seimbang sesuai energi dan kekuatan yang dimiliki oleh masing-
masing jari.
4. Peta Kerja Setempat
Definisi, Maksud dan Tujuan
Telah diuraikan terdahulu bahwa peta-peta untuk menganalisa kerja keseluruhan (peta proses operasi, peta aliran proses, dan diagram alir) merupakan peta yang
bisa mengungkapkan keadaan nyata suatu proses secara keseluruhan yang kemudian bisa digunakan sebagai alat untuk menganalisa proses kerja
yang berlangsung. Sedikit berlainan dengan peta-peta analisa kerja keseluruhan, maka peta-peta kerja untuk menganalisa kerja setempat
akan digunakan untuk menganalisa
dan memperbaiki proses kerja yang
ada dalam suatu stasiun kerja,
sehingga dicapai suatu keadaan
ideal.
Macam-Macam Peta Setempat
Ada dua macam peta-peta kerja guna menganalisa kerja setempat yang perlu di bahas yaitu:
1. Peta Pekerja dan Mesin
(Man and Machine Process Chart)
2. Peta Tangan Kiri dan Tangan
Kanan ( Left and Right Process Chart) atau Peta Operator (Operator Process Chart)
Peta Pekerja dan Mesin (Man and
Machine Process Chart)
Peta Pekerja mesin ini akan menunjukan hubungan waktu kerja antara siklus kerja operator
(Pekerja) dan siklus operasi
dari mesin atau fasilitas
kerja lainnya yang ditangani oleh pekerja dan mesin ini sering bekerja secara bergantian. Disini
ada empat kemungkinan terjadi Hubungan kerja antara pekerja dan mesin tersebut, Yaitu ;
· Operator bekerja mesin menganggur (idle).
· Operator menganggur mesin
bekerja.
· Operator bekerja mesin bekerja.
· Operator menganggur mesin menganggur.
Peta tangan kiri
dan tangan kanan
(Left and Right
Hand Chart)
Peta tangan kiri dan tangan kanan atau juga dikenal sebagai peta
operator adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk menganalisa gerakan tangan manusia didalam melakukan pekerjaan- pekerjaan yang bersifat manual.
Bagi mereka yang terlatih dalam mempelajari teknik gerakan mikro (yaitu orang yang mampu memvisualisasikan bekerja dalam hal elemen gerakan dari bagan tangan) peta operator atau peta tangan kiri tangan kanan,
merupakan bantuan yang
sangat sederhana dan efektif untuk menganalisis operasi kerja. Tidak ada alat pengatur waktu yang diperlukan, dan sebagian
besar jenis pekerjaan analis
dapat memberi perubahan
seperti gerakan dari
pengamatan operator di
tempat kerja. Tujuan utama
dari tabel gerakan yang
diamati tersebut adalah
untuk membantu dalam
menemukan cara yang
lebih baik melaksanakan
tugas, tetapi tabel ini harus
mempunyai nilai yang pasti
dalam pelatihan operator.
Contoh kasusnya pada perakitan
baut dan ring dan perakitan klip
rope.
A. Perakitan Baut dan Ring
Sebuah perusahaan manufaktur menggunakan delapan baut ⅜ inci per 1 inci, dilengkapi dengan masing-masing tiga ring pada perakitan akhir di salah satu
produknya. Operasi ini difasilitasi
dengan tiga cincin yang sebelumnya berkumpul di baut, akibatnya baut dan ring yang dirakit oleh operator di bangku-bangku di bagian lain.
1. Perakitan dengan Metode
Lama
Perakitan baut dan ring awalnya dibuat dengan cara sebagai berikut: wadah dengan baut, ring
kunci, ring baja, dan ring karet
disusun di atas sebuah meja :
Operator tangannya menjangkau ke wadah baut, mengambil baut dengan tangan kirinya, dan membawanya ke posisi di depannya. Kemudian dengan tangan kanan ia mengambil ring kunci dari wadah di meja dan meletakkannya di baut, kemudian ring baja pipih, dan ring karet. Perakitan selesai, dan dengan tangan kiri operator membuangnya dalam wadah sebelah kirinya. Hal ini mudah dilihat bahwa setiap satu dari tiga prinsip yang disebutkan di atas telah dilanggar saat operasi yang dilakukan dengan metode lama.
Tangan kiri memegang baut sebagian besar waktu sementara tangan kanan bekerja secara produktif. Gerakan kedua tangannya tidak simultan atau simetris.
2. Metode Peningkatan
Sebuah fixture sederhana
terbuat dari kayu dan dikelilingi oleh bin logam.
Bin tersebut berisi ring
yang diatur rangkap dua sehingga
kedua tangan bisa bergerak secara
bersamaan, perakitan ring untuk dua baut pada waktu yang sama. Bin 1 berisi ring karet, bin 2 berisi ring baja pipih, bin 3 ring kunci pipih, dan bin 4 terletak di pusat fixture berisi baut. Bagian bawah bin berbentuk lereng ke depan dengan sudut 30 0 sehingga bahan dapat keluar ke papan fixture oleh
gravitasi sebagai bagian-bagian yang digunakan dalam perakitan.
Dua lubang countersunk
atau wadahnya dibuat di bagian
depan fixture di mana tiga ring dipasang longgar, ring karet
di bagian bawah, ring baja datar
berikutnya, dan ring kunci di atas.
Sebuah lubang pada fixture sedikit
lebih besar melewati dari diameter
baut.
Sebuah luncuran logam ditempatkan di bagian depan fixture kayu, dengan permukaan terbuka ke kanan dan ke kiri dari dua wadahnya sehingga baut yang dirakit dengan ring mungkin jatuh ke bagian atas saluran ini dan dibawa ke bawah bangku. Dalam merakit baut dan ring, dua tangan bergerak bersamaan menuju duplikat bin 1, pegang ring karet yang sambil beristirahat di fixture kayu di depan bin, dan geser cincin karet ke tempat dua lubang pada fixture tersebut.
Kedua tangan kemudian dengan cara yang sama menggeser ring baja ke tempat di atas ring karet, dan kemudian ring kunci pipih di
atasnya. Setiap tangan kemudian
memegang baut dan slip mereka
melalui ring yang berjajar pada
lubang konsentris. Lubang di ring
karet sedikit lebih kecil dari diameter luar dari benang pada baut sehingga ketika baut melalui itu terpaksa mencengkeram dan dengan demikian diizinkan dengan tiga ring yang kemudian harus ditarik vertikal ke atas tanpa kehilangan ring. Kedua tangan melepaskan rakitan secara
bersamaan pada luncuran logam.
Operator memulai siklus berikutnya
dengan tangan dalam posisi ini, jari- jari pertama dan kedua tangan masing-masing berada dalam posisi untuk memahami ring karet yang hampir di ujung jari.
Metode yang ditingkatkan
bukan dengan metode lama
perakitan baut dan ring sesuai
dengan masing-masing dari tiga
prinsip ekonomi gerak yang telah
disebutkan. Kedua tangan memulai
dan mengakhiri gerakan mereka
pada saat yang sama, dan mereka
bergerak secara bersamaan dalam
arah berlawanan. Tidak ada waktu
menunggu, dan tangan tidak
digunakan sebagai patokan untuk
memegang bahan, sementara yang
lain melakukan pekerjaan seperti
pada metode lama.
B. Perakitan Klip Rope
Klip rope yang terdiri dari
tiga bagian yang berbeda: (A) U bolt,
(B) casting, dan (C) mur heksagonal.
Klip rope pada awalnya dirakit
dengan cara sebagai berikut:
Operator memegang (grasp)
baut U dari bin 1 dengan tangan
kirinya dan membawanya di
depannya. Lalu ia memegang casting dari bin 3 dengan tangan kanannya dan merakit semua ke baut, dan dalam cara yang sama ia memegang (dari bin 2) dan dirakit di suksesi dua mur ke ujung baut ulir. Dia kemudian meletakkan perakitan dengan tangan kanannya ke bin 4 di sebelah kanannya.
Pengambilan Sampel Kerja (Work Sampling)
Metode ini dikembangkan di Inggris
oleh L. Tipper pada tahun 1930.
Pengambilan sampel kerja
memperkirakan persentase waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja pada beragam pekerjaan. Hasilnya digunakan untuk menentukan bagaimana karyawan mengalokasikan waktu mereka di antara aktivitas yang beragam. Hal ini akan mendorong adanya perubahan karyawan, penugasan ulang, perkiraan biaya aktivitas dan kelonggaran keterlambatan bagi standar pekerja.
Apabila pengambilan sampel ini untuk menetapkan kelonggaran
keterlambatan, maka sering disebut penelitian rasio keterlambatan (ratio delay study ). Prosedur dalam metode ini ada lima langkah sebagai berikut:
(1) Mengambil sampel awal untuk
mendapatkan sebuah perkiraan nilai parameter seperti persentase waktu sibuk seorang pekerja,
(2) Hitung ukuran sampel yang
dibutuhkan,
(3) Buat jadwal pengamatan pada
waktu yang layak. Konsep angka acak digunakan untuk menapatkan
pengamatan yang benar-benar acak,
(4) Lakukan pengamatan dan catat
aktivitas pekerja,
(5) Tentukan bagaimana pekerja
menghabiskan waktu mereka biasanya dalam persentase.
Fokus pada pengambilan sampel kerja adalah untuk menentukan bagaimana para pekerja mengalokasikan waktu
mereka di antara beragam aktivitas yang dilakukannya. Hal ini dapat dicapai dengan menetapkan persentase
waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja pada aktifitas yang ada pada sejumlah waktu tertentu. Seorang analis hanya mencatat aktivitas yang
dilakukan secara acak.
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Sistem Faktor Kerja (Work Factor System)
Sistem faktor kerja merupakan salah satu Predetermined Time System yang paling awal dan sering digunakan, sistem pengukuran ini menggunakan data waktu gerakan yang telah ditetapkan.
0 komentar:
Posting Komentar