Senin, 28 September 2015

21.11 - No comments

Buang Kaca Mata Anda, Ribuan Orang Berhasil dengan Metode Ini

Perlu diketahui bahwa jika kita lama tidak menggunakan tenaga dari otot - otot badan kita selama beberapa waktu saja, yang terjadi adalah otot tubuh akan melemah dari waktu ke waktu.
Misalnya, jika seseorang terluka kakinya dan ia menggunakan kursi roda untuk beberapa waktu, kakinya akan menjadi lemah dan semakin lemah. Hal yang sama ini juga berlaku dengan otot di sekitar mata Anda.

Jika Anda saat ini mengenakan kacamata dan Anda tidak melakukan latihan otot mata Anda, maka penglihatan Anda akan menjadi lemah karenanya otot mata perlu latihan seperti halnya otot lain dalam tubuh kita. Anda harus berperan aktif dalam melatih otot mata anda :
  1. Disarankan untuk menutup mata Anda selama beberapa menit pada setiap 2-3 jam dan menghindari tekanan keras/lelah pada mata.
  2. Anda akan perlu untuk mengimplementasikan senam untuk mata Anda. Ada 16 latihan untuk mata Anda. (Ikuti garis-garis gambar diatas dengan mata secara cepat dan berulang)
  3. Jangan memakai kacamata
  4. Pijat titik-titik tertentu diatas setiap hari
  5. Anda  dapat menerapkan tekanan ringan pada bola mata Anda dengan ujung jari tengah dan telunjuk. Tekan ringan sehingga Anda tidak merasa sakit. Kemudian dengan jari telunjuk Anda tekan titik-titik sesuai urutan seperti pada gambar diatas.
  6. Selain pijatan di atas lakukan juga hal di bawah ini :
  7. Sambil berjalan di luar melihat ke dalam ruangan dengan jarak tertentu secara fokus.
  8. Mengkonsumsi jus wortel dengan beberapa tetes minyak zaitun secara teratur
  9. Bersihkan mata Anda dengan air hangat 
  10. Cobalah untuk tidak menggunakan laptop atau PC minimal 2 jam sebelum tidur.
  11. Untuk mempertajam penglihatan Anda, cobalah menerapkan latihan ala India Trataka.


Trataka adalah trik cara agar mata bisa melihat dengan lebih fokus, dimana Anda harus fokus pada jarak tertentu sedangkan disisi lain harus  berkonsentrasi pada titik tertentu (cahaya lilin, titik hitam, benda kecil).

Pertama Anda harus fokus pada beberapa objek atau simbol dan menatap terus menerus dengan mengabaikan setiap pikiran dan emosi. Anda harus tenang dan melepaskan semua beban fikiran dan emosi, hanya terfokus pada titik simbol atau objek yang sedang dilihat dengan pikiran murni.

Jika air mata mulai menetes dari mata Anda, maka itu tanda cukup dan segera  untuk beristirahat. Lakukan teknik Trataka ini dengan mempertahankan mata tanpa berkedip selama yang Anda bisa, sebelum air mata mengalir dari mata Anda.





sumber : erteerwe com

Tira dan Mita



Matahari sore itu menyadarkanku bahwa sebentar lagi malam akan segera tiba, aku melirik ke seluruh sudut kafe ini, namun belum juga menemukannya. Kulirik jam yang ada di pergelangan kananku, rupanya sudah dua jam aku menunggunya di sini ditemani secangkir green tea dan sepotong green tea cake favoritku.
“Maaf, menunggu lama” suara itu membuatku menoleh ke depan dia telah datang dan sedang berdiri tegap dihadapanku  dengan wajah merasa bersalah dan menyesal? Dia kemudian menarik kursi yang di depanku, hening. Tak ada percakapan di antara Kami, padahal jelas-jelas begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di kepalaku yang ingin segera mendapat jawaban. “Kau dan dia?” akhirnya pertanyaan yang sudah bercokol lebih tiga hari itu, benar-benar keluar. Sosok dihadapanku ini terlihat terkejut, mungkin dia bingung dari mana aku mengetahui hal tersebut. Aku tersenyum jenis senyum mengejek, dia menghela nafas sebelum akhirnya jawaban itu keluar dari mulutnya. “Iya” jawaban singkat namun memiliki efek besar untukku dan sudah memperjelas, lalu selama ini aku tak berarti apa-apa begitu? Sungguh tega lelaki dihadapanku ini? “Selamat ya, aku pergi” selamanya dari hidupmu lanjutku dalam hati. Aku berusaha menahan tangisku namun ternyata gagal. Aku menangis dihadapan laki-laki yang berjanji bahwa ia akan melamarku di waktu matahari terbit di tempat pertama kali kita dipertemukan. Namun janji hanyalah janji perkataannya hanyalah omong kosong.
Aku mengambil dompet, mengeluarkan beberapa lembar uang dan menaruh di meja lalu secepatnya bergegas pergi, namun genggaman hangat itu menyuruhku untuk berhenti. “Demi Tuhan, Tira! Mita sakit dan dia membutuhkan aku, kumohon mengertilah” ucapnya dengan lemah aku menepis tangannya. “Aku mengerti Do, sangat mengerti maka dari itu aku akan melepaskanmu” ucapku setengah terisak aku ingin segera pergi dari sini, aku tidak ingin menjadi pusat perhatian dan aku juga tidak mungkin menyakiti kakak kandungku sendiri. Dari dulu orang tuaku lebih memperhatikan keadaan Mita –Kakakku- karena sejak dia lahir kondisi jantungnya lemah tidak sepertiku. Mita dan Tira itulah nama Kami, Kami kembar yang membedakan Kami hanyalah warna kulit, warna kulit Mita lebih pucat dibandingkan denganku. Aku menyayanginya sangat. Sudah satu tahun, aku memutuskan untuk tinggal di apartemen karena Oma Maya yang merawatku sejak kecil meninggal dunia, beliau yang membesarkanku ketika kedua orang tuaku lebih memilih Ka Mita. Aku iri? Tentu saja. Aku tidak pernah merasakan kasih sayang kedua orangtuaku padahal mereka masih utuh. Dan tiga hari yang lalu aku memutuskan untuk pulang ke rumah dan ya aku mendengar Ka Mita akan menikah dengan orang yang kusayang. Kita menyukai laki-laki yang sama, laki-laki bernama Edo tapi itulah yang terjadi. Padahal aku duluan yang mengenal Edo dia sahabatku sejak Taman Kanak-kanak.
“Kuharap kamu akan terus menjadi Tira yang kukenal, aku meyayangimu” ucap Edo, aku mengangguk pasti lalu tersenyum semanis mungkin. Siapa tau ada laki-laki tampan yang melihatnya dan langsung terpesona, aku terkikik sendiri. Edo berdehem menatapku aneh, aku nyengir lalu pamit pulang sepertinya aku memang harus membuang perasaanku ini jauh-jauh. “Selamat tinggal, Do” pamitku melangkah pergi dari kafe ini. Kadang Kita harus sanggup melepaskan orang yang Kita sayang demi orang yang Kita sayang juga.




To be continue


Rabu, 02 September 2015

09.24 - No comments

B U M E R A N G

Dan ketika perasaan kau memberontak menuntut kebebasan, kau kalut tak sanggup berpikir di sisi lain kau tak ingin menyakiti orang yang kau kasihi walaupun dalam artian kau menusuknya dengan perasaan laknat itu kepada orang yang dikasihinya namun di sisi lain pula kau ingin memperjuangkan hakmu sebagai makhluk yang diberi perasaan, kau ingin orang yang kau kasihi balik mengkasihimu. Lalu kau dengan egoisnya memilih memperjuangkan perasaan kau walau kau tahu kau akan menyakiti perasaan orang lain. Yang bahkan tak tahu menahu soal perasaan kau itu, aku ingin kau menyadari bahwa sesuatu yang kau lakukan dengan menyakiti orang lain akan berbalik kembali kepada kau.