Sabtu, 25 Januari 2014

00.42 - No comments

SECRET ADMIRER


Aku tersenyum, mataku yang tertutup kacamata minus ini menatapnya penuh kekaguman. Dia memang keren, sangat keren. 

Reyhan Pratama itulah namanya,
dia lelaki yang menarik menurutku. Aku dan penonton yang lain bertepuk tangan begitu 'Mahomie band' selesai bernyanyi. Band itu milik Reyhan, aku bangkit dari kursi penonton lalu menghampirinya sekedar mengucapkan 'penampilanmu tadi keren sekali', aku mengatur detak jantungku yang terasa berdebar-debar hebat sekarang.
"REYHAN!" Reyhan membalikkan tubuhnya, aku tersenyum malu-malu.
"Hmm ya?"
"Penampilan kamu tadi keren
sekali. Aku Abby" pujiku sekaligus memperkenalkan diri, aku mengulurkan tanganku dia membalas uluran tanganku,membuat jantungku nyaris copot.
"Oh, terima kasih. Dan mungkin kamu sudah tau namaku tapi aku akan tetap memperkenalkan diri. Aku Reyhan" balasnya dengan melengkungan bibir tipisnya.
Senyumannya sangat menawan, Ya
Tuhan.
"Rey, perempuan ini pacarmu?" Alvaro melirikku, dia adalah teman Reyhan. Lelaki itu memandangku dengan tatapan meremehkan.
"Tentu saja bukan!" jawab Reyhan cepat. Aku memang bukan pacarnya Reyhan, aku hanyalah seorang gadis yang menganguminya tanpa ia perlu tahu. Dan aku bukanlah satu-satunya spesies cewek yang mengangumi ketampanannya, kepintarannya memainkan alat musik dan bola basket.
Reyhan kembali menatapku wajahnya berubah menjadi kesal dan tatapannya dingin tidak seperti tadi.
"Jika sudah selesai, kuharap kau pergi sekarang!" ucapnya ketus, membuatku membeku. Kenapa ia jadi berubah? Mengapa ia tidak bisa memperlakukanku seperti gadis yang lain? Aku memang tidak mempunyai wajah yang cantik, kulitku tak semulus Pevita Pearce yang setiap minggunya mungkin selalu perawatan ke salon, suaraku tak semerdu Gita Gutawa yang Ayahnya komposer hebat dan terkenal. Seharusnya aku sadar sampai kapanpun dia tidak akan pernah melirikku. Aku hanya seorang Abby, gadis sederhana yang tidak memiliki keunggulan apapun. Aku tersenyum kecil, lalu melangkah pergi dari hadapannya. Menahan sesak di dada, menahan tangis.
Keesokan paginya, aku melihat Reyhan dan teman-temannya sedang duduk di taman sekolah. Aku berniat menghampiri mencoba melihat wajah tampannya yang bisa di samakan dengan wajah Giorgino Abraham,
namun langkahku langsung terhenti saat aku melihat seorang gadis yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelah Reyhan . Itu Verlyn, gadis populer di sekolahku. Hatiku sakit, Reyhan merangkul bahu Verlyn. Teman-teman Reyhan seakan memberi dukungan jika Reyhan dan Verlyn bersama.
Mereka memang cocok, mereka sama-sama populer di sekolah. Tapi aku tidak rela, jika Reyhan bersama Verlyn, karena aku juga
menyukai Reyhan. Verlyn menyandarkan kepalanya di bahu Reyhan. Aku iri, iri dengan mereka yang mempunyai akses
mudah mendekati Reyhan. Sementara aku? Aku sama sekali tidak bisa. Apa karena aku tidak sepopuler Verlyn?
Sekarang yang bisa kulakukan hanyalah memandanginya, mengaguminya, dan memperhatikan gerak-gerik Reyhan dari kejauhan. Karena seperti judul lagu 'Cinta Tak Harus Memiliki'.Walaupun jujur aku ingin memiliki Reyhan.

0 komentar:

Posting Komentar