00.42 -
No comments
No comments
SECRET ADMIRER
Aku tersenyum, mataku yang tertutup kacamata minus ini menatapnya penuh kekaguman. Dia memang keren, sangat keren.
Reyhan Pratama itulah namanya,
dia lelaki yang menarik menurutku. Aku dan penonton yang lain
bertepuk tangan begitu 'Mahomie band' selesai bernyanyi. Band itu milik
Reyhan, aku bangkit dari kursi penonton lalu menghampirinya sekedar
mengucapkan 'penampilanmu tadi keren sekali', aku mengatur detak
jantungku yang terasa berdebar-debar hebat sekarang.
"REYHAN!" Reyhan membalikkan tubuhnya, aku tersenyum malu-malu.
"Hmm ya?"
"Penampilan kamu tadi keren
sekali. Aku Abby" pujiku sekaligus memperkenalkan diri, aku
mengulurkan tanganku dia membalas uluran tanganku,membuat jantungku
nyaris copot.
"Oh, terima kasih. Dan mungkin kamu sudah tau namaku tapi aku
akan tetap memperkenalkan diri. Aku Reyhan" balasnya dengan melengkungan
bibir tipisnya.
Senyumannya sangat menawan, Ya
Tuhan.
"Rey, perempuan ini pacarmu?" Alvaro melirikku, dia adalah teman Reyhan. Lelaki itu memandangku dengan tatapan meremehkan.
"Tentu saja bukan!" jawab Reyhan cepat. Aku memang bukan
pacarnya Reyhan, aku hanyalah seorang gadis yang menganguminya tanpa ia
perlu tahu. Dan aku bukanlah satu-satunya spesies cewek yang mengangumi
ketampanannya, kepintarannya memainkan alat musik dan bola basket.
Reyhan kembali menatapku wajahnya berubah menjadi kesal dan tatapannya dingin tidak seperti tadi.
"Jika sudah selesai, kuharap kau pergi sekarang!" ucapnya
ketus, membuatku membeku. Kenapa ia jadi berubah? Mengapa ia tidak bisa
memperlakukanku seperti gadis yang lain? Aku memang tidak mempunyai
wajah yang cantik, kulitku tak semulus Pevita Pearce yang setiap
minggunya mungkin selalu perawatan ke salon, suaraku tak semerdu Gita
Gutawa yang Ayahnya komposer hebat dan terkenal. Seharusnya aku sadar
sampai kapanpun dia tidak akan pernah melirikku. Aku hanya seorang Abby,
gadis sederhana yang tidak memiliki keunggulan apapun. Aku tersenyum
kecil, lalu melangkah pergi dari hadapannya. Menahan sesak di dada,
menahan tangis.
Keesokan paginya, aku melihat Reyhan dan
teman-temannya sedang duduk di taman sekolah. Aku berniat menghampiri
mencoba melihat wajah tampannya yang bisa di samakan dengan wajah
Giorgino Abraham,
namun langkahku langsung terhenti saat aku melihat seorang gadis
yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelah Reyhan . Itu Verlyn, gadis
populer di sekolahku. Hatiku sakit, Reyhan merangkul bahu Verlyn.
Teman-teman Reyhan seakan memberi dukungan jika Reyhan dan Verlyn
bersama.
Mereka memang cocok, mereka sama-sama populer di sekolah. Tapi aku tidak rela, jika Reyhan bersama Verlyn, karena aku juga
menyukai Reyhan. Verlyn menyandarkan kepalanya di bahu Reyhan. Aku iri, iri dengan mereka yang mempunyai akses
mudah mendekati Reyhan. Sementara aku? Aku sama sekali tidak bisa. Apa karena aku tidak sepopuler Verlyn?
Sekarang yang bisa kulakukan hanyalah memandanginya,
mengaguminya, dan memperhatikan gerak-gerik Reyhan dari kejauhan. Karena
seperti judul lagu 'Cinta Tak Harus Memiliki'.Walaupun jujur aku ingin
memiliki Reyhan.

0 komentar:
Posting Komentar